Director : Pakphum Wongjinda
Casts : Peem Parkin, Appitha Klaiudom, David Asavanond, Kanyapatch Thanachaikarn
FYI :
Film-film yang menampilkan makhluk halus akhir-akhir ini sering dieksekusi ke dalam film komedi yang ringan dan penuh tawa daripada menjadi film horor yang penuh ketegangan. Salah seorang filmmaker Thailand yang terkenal dengan komedi horornya adalah Banjong Pisanthanakun dengan dua film pendek di 4Bia dan Phobia 2, juga film terlaris sepanjang masa di Thailand yaitu Pee Mak. Lagi-lagi, film horor komedi Thailand kembali ke layar bioskop tanah air baru-baru ini. Poster dan tagline film ini mengingatkan saya akan In the End, salah satu film pendek Banjong di Phobia 2 yang dengan sukses mencampurkan tawa dan ketegangan dan membuat kita bingung siapakah yang masih hidup dan siapa yang sudah meninggal. Akankah film ini mampu menandingi In the End dari sisi kualitas ?
Sekelompok remaja yang melakukan shooting film horor pendek untuk tugas akhirnya di sebuah pemakaman. Hari shooting tersebut juga bertepatan dengan Chinese Ghost Festival. Mereka shooting sambil melanggar aturan-aturan. Salah seorang kru dirasuki hantu yang menuntut balas atas perbuatan mereka.
IMO :
Setelah saya menonton film ini, film ini ternyata berbeda konsep dengan In the End. Film ini lebih memfokuskan ke bagian kerasukan dan pertanggungjawaban atas kru-kru film. Di sini kita melihat nasib para mahasiswa film dengan no budget berusaha membuat film yang sangat relatable ke saya sebagai mahasiswa film. Film ini juga memaparkan horor 101, hal-hal klise yang akan selalu kita lihat di sebuah film horor. Hal-hal tersebut dimasukkan menjadi sebuah lelucon yang sayangnya tidak lucu, malah terkesan dipaksakan.
Film komedi ini juga bermodalkan lelucon-lelucon yang menyindir kefeminiman kru-kru pria, termasuk mereka scream like a girl dan juga fisik para pemain yang tidak "sempurna". Akting lebay nan tidak natural para pemain juga dimaksudkan untuk meraih tawa para penonton. Efek suara ala film Thai juga beberapa kali dimasukkan ke adegan lucu untuk mendukung suasana yang humoris. Namun, semua hal itu gagal total. Saya tidak tertawa sedikitpun sepanjang film, penonton lainpun tidak tertawa sama sekali kecuali segerombolan remaja yang sangat aktif dan ekspresif. Ya, justru mereka dan juga kelakuan mereka lebih lucu menarik walau annoying daripada film ini.
Tidak cukup dengan tawa penonton yang hampir tidak ada, film ini juga mencoba meraih jeritan ketakutan para penonton lewat beberapa adegan yang menampakkan beberapa hantu. Sayangnya, beberapa adegan ada yang terkesan tidak natural. Modal lain film ini ya musik seram dengan volume sangat kencang dan menyakitkan telinga.
Kekonsistensian beberapa adengan film ini juga patut dipertanyakan. Para kru film ini diperlihatkan sebagai manusia yang penakut akan setan, tetapi ada satu adegan di mana sang hantu melakukan hal aneh, seperti bergetar terus-terusan dan tiba-tiba salah satu dari mereka menyeletuk dan membuat lelucon dari hal tersebut. Terlepas dari hantu yang seharusnya memiliki kemampuan untuk berubah wujud, sesosok hantu utama ini ditampilkan dalam tiga wujud yang berbeda tanpa ada alasan tertentu.
Last Word :
Pengalaman saya menonton film ini terasa terbalik dengan pengalaman saya menonton Dark Flight. Saya tertawa terbahak-bahak dan merasa film tersebut merupakan sebuah hiburan di mana seharusnya Dark Flight dibuat sebagai sebuah film horor.Film ini mencoba menggunakan cerita yang simpel dan saya tidak merasa ada hal-hal yang tidak masuk akal sama sekali, kecuali kekonsistenannya yang sudah saya sebutkan di atas. Itulah hal yang sedikit mengangkat (bukan menyelamatkan) film ini dari keterpurukan.
Film ini sangat jelas akan hal yang ingin disampaikannya. Sayangnya, hal tersebut dipaparkan dengan sangat terlalu jelas dan terang-terangan di akhir cerita. Hal tersebut lebih terasa seperti khotbah dan aturan-aturan. Hal tersebut bukan hal yang baik dalam mengakhiri sebuah film.
#Tweeview :
-
Score : 35 of 100
No comments:
Post a Comment