Director : Adriyanto Dewo
Casts : Dewi Irawan, Jimmy Kobogau, Ramdan Setia, Yayu Unru
Apa yang terlintas di pikiran
anda begitu mendengar “masakan Padang” ? Selain menu-menu masakan Padang pastinya,
cara penyajian dan variasi menu masakan Padang yang unik pastinya terlintas di
pikiran anda. Bagi anda yang kurang familiar dengan masakan Padang, cara
penyajiannya adalah menu-menu masakan dalam porsi kecil tersebut dihidangkan
sekaligus ketika para pengunjung telah duduk di meja. Variasi menu masakan
Padang yang dihidangkan ke pengunjung ini merupakan analogi film Tabula Rasa
dan penontonnya.
Tabula Rasa sebagai film kuliner memperlihatkan
menu-menu masakan Padang yang menggugah selera menjelang akhir cerita secara
tidak berlebihan. Hal ini merupakan salah satu nilai jual film ini, tetapi
tidak ditampilkan di paruh awal film. Hal tersebut mencegah penonton merasa
seperti menonton film dokumenter tentang masakan Padang ataupun seperti melihat
linimasa foto-foto masakan di sosial media.
Mengikuti tema-tema yang sedang
cukup popular akhir-akhir ini, Tabula Rasa menyisipkan unsur olahraga, yaitu
sepakbola ke dalamnya melalui sang karakter utama, Hans. Hans diceritakan
sebagai pemain sepakbola andalan dari sebuah klub di Serui, Papua yang kemudian
direkrut oleh seorang pelatih asal Jakarta untuk dibawa ke Jakarta. Namun, “Jakartan Dream” tidak seindah kenyataan. Sayangnya, kejadian
setelah Hans diberangkatkan dari Papua ke Jakarta hingga Hans menjadi tuna
wisma tidak dijelaskan secara visual. Kejadian tersebut hanya ditunjukkan
melalui kaki Hans yang pincang sebelah dan percakapan Hans dengan Mak. Memang,
jika masalah tersebut dibahas berlebihan maka akan terasa seperti film olahraga
dibanding film drama kuliner. Namun, terdepaknya Hans dari klub sepakbolanya
menggelitik isu di dunia perolahragaan sepakbola yang sedang hangat di
Indonesia.
Karakter Hans di film ini
digambarkan sebagai sosok yang terlampau sempurna. Hans yang seharusnya masih
begitu terikat dengan sepakbola sebagai hidupnya selama ini terasa terlalu
cepat untuk maju dan beralih ke bidang kuliner. Hans masih dihubungkan dengan
hal-hal berbau sepakbola ketika ia bekerja di restoran Padang Emak, melalui
penggunaan jersey klub favoritnya dan
juga keinginannya untuk membeli bola sepak. Namun, Hans tidak terlihat memiliki
hasrat untuk kembali ke dunia persepakbolaan sekalipun. Hans terlihat sangat
mantap untuk menekuni bidang kuliner, walau awalnya hanya pegawai yang
disuruh-suruh hingga menjadi koki utama. Hans selama ini tidak digambarkan
sebagai sosok yang memiliki latar belakang memasak. Namun, begitu ia memasak di
restoran Emak, dia terlihat sebagai sesosok yang pandai memasak padahal Hans
memiliki latar belakang dan kultur yang berbeda dengan masakan yang ia masak,
yakni kultur Papua dan Padang yang seharusnya tidak familiar bagi Hans.
Judul Tabula Rasa sendiri berasal
dari bahasa Latin yang berarti blank
canvas. Hal tersebut menggambarkan Hans yang memulai sesuatu yang baru yang
sangat berbeda dari apa yang ia lakukan sebelumnya dari segi kultur dan
pekerjaan. Hans diberi kesempatan oleh Emak untuk berkembang walau ia sempat
dianggap asing oleh Mak dan para pengurus restoran yang sudah seperti keluarga
sendiri dan Hans sebagai satu-satunya orang asing.
Tabula Rasa berhasil
merepresentastikan tema kekeluargaan melalui setting dari film ini yang hampir seluruhnya berada di dalam
restoran. Meja makan adalah bagian dari restoran. Meja makan kemungkinan besar
adalah satu-satunya tempat dan kesempatan di mana seluruh anggota keluarga
bertemu. Di meja makanlah para anggota keluarga bercerita tentang
masing-masing. Di meja makan juga para anggota keluarga bertengkar dan
menyelesaikan masalahnya di sana karena jika pertengkaran tidak terselesaikan
juga di meja makan akan berlarut-larut, seperti pertengkaran Mak dan Parmanto
yang membutuhkan waktu sebelum masalah tersebut akhirnya terselesaikan.
Pada akhirnya, masakan tidak
hanya sebagai salah satu kebutuhan pokok manusia. Masakan adalah hasil dari
hubungan dan komunikasi antar manusia. Masakan adalah salah salah satu cara
untuk menurunkan tradisi dan kultur setempat. Masakan adalah hasil dari
hubungan antara pembuat bahan masakan, pemasak dan akhirnya bermuara pada si
penyantap masakan. Masakan juga bisa menjadi bisa bahan interaksi antar
penyantap. Hal-hal inilah yang membuat masakan menjadi lebih dari sekedar sebuah
masakan. Hal-hal tersebut itulah yang dihidangkan sekaligus oleh Tabula Rasa.
No comments:
Post a Comment