Saturday, November 8, 2014

[Review] Tabula Rasa (2014) : Perpaduan Antara Film dan Kuliner


Director : Adriyanto Dewo
Casts : Dewi Irawan, Jimmy Kobogau, Ramdan Setia, Yayu Unru


Apa yang terlintas di pikiran anda begitu mendengar “masakan Padang” ? Selain menu-menu masakan Padang pastinya, cara penyajian dan variasi menu masakan Padang yang unik pastinya terlintas di pikiran anda. Bagi anda yang kurang familiar dengan masakan Padang, cara penyajiannya adalah menu-menu masakan dalam porsi kecil tersebut dihidangkan sekaligus ketika para pengunjung telah duduk di meja. Variasi menu masakan Padang yang dihidangkan ke pengunjung ini merupakan analogi film Tabula Rasa dan penontonnya.

Tabula Rasa sebagai film kuliner memperlihatkan menu-menu masakan Padang yang menggugah selera menjelang akhir cerita secara tidak berlebihan. Hal ini merupakan salah satu nilai jual film ini, tetapi tidak ditampilkan di paruh awal film. Hal tersebut mencegah penonton merasa seperti menonton film dokumenter tentang masakan Padang ataupun seperti melihat linimasa foto-foto masakan di sosial media.

Mengikuti tema-tema yang sedang cukup popular akhir-akhir ini, Tabula Rasa menyisipkan unsur olahraga, yaitu sepakbola ke dalamnya melalui sang karakter utama, Hans. Hans diceritakan sebagai pemain sepakbola andalan dari sebuah klub di Serui, Papua yang kemudian direkrut oleh seorang pelatih asal Jakarta untuk dibawa ke Jakarta. Namun, “Jakartan Dream”  tidak seindah kenyataan. Sayangnya, kejadian setelah Hans diberangkatkan dari Papua ke Jakarta hingga Hans menjadi tuna wisma tidak dijelaskan secara visual. Kejadian tersebut hanya ditunjukkan melalui kaki Hans yang pincang sebelah dan percakapan Hans dengan Mak. Memang, jika masalah tersebut dibahas berlebihan maka akan terasa seperti film olahraga dibanding film drama kuliner. Namun, terdepaknya Hans dari klub sepakbolanya menggelitik isu di dunia perolahragaan sepakbola yang sedang hangat di Indonesia.

Karakter Hans di film ini digambarkan sebagai sosok yang terlampau sempurna. Hans yang seharusnya masih begitu terikat dengan sepakbola sebagai hidupnya selama ini terasa terlalu cepat untuk maju dan beralih ke bidang kuliner. Hans masih dihubungkan dengan hal-hal berbau sepakbola ketika ia bekerja di restoran Padang Emak, melalui penggunaan jersey klub favoritnya dan juga keinginannya untuk membeli bola sepak. Namun, Hans tidak terlihat memiliki hasrat untuk kembali ke dunia persepakbolaan sekalipun. Hans terlihat sangat mantap untuk menekuni bidang kuliner, walau awalnya hanya pegawai yang disuruh-suruh hingga menjadi koki utama. Hans selama ini tidak digambarkan sebagai sosok yang memiliki latar belakang memasak. Namun, begitu ia memasak di restoran Emak, dia terlihat sebagai sesosok yang pandai memasak padahal Hans memiliki latar belakang dan kultur yang berbeda dengan masakan yang ia masak, yakni kultur Papua dan Padang yang seharusnya tidak familiar bagi Hans.

Judul Tabula Rasa sendiri berasal dari bahasa Latin yang berarti blank canvas. Hal tersebut menggambarkan Hans yang memulai sesuatu yang baru yang sangat berbeda dari apa yang ia lakukan sebelumnya dari segi kultur dan pekerjaan. Hans diberi kesempatan oleh Emak untuk berkembang walau ia sempat dianggap asing oleh Mak dan para pengurus restoran yang sudah seperti keluarga sendiri dan Hans sebagai satu-satunya orang asing.

Tabula Rasa berhasil merepresentastikan tema kekeluargaan melalui setting dari film ini yang hampir seluruhnya berada di dalam restoran. Meja makan adalah bagian dari restoran. Meja makan kemungkinan besar adalah satu-satunya tempat dan kesempatan di mana seluruh anggota keluarga bertemu. Di meja makanlah para anggota keluarga bercerita tentang masing-masing. Di meja makan juga para anggota keluarga bertengkar dan menyelesaikan masalahnya di sana karena jika pertengkaran tidak terselesaikan juga di meja makan akan berlarut-larut, seperti pertengkaran Mak dan Parmanto yang membutuhkan waktu sebelum masalah tersebut akhirnya terselesaikan.

Pada akhirnya, masakan tidak hanya sebagai salah satu kebutuhan pokok manusia. Masakan adalah hasil dari hubungan dan komunikasi antar manusia. Masakan adalah salah salah satu cara untuk menurunkan tradisi dan kultur setempat. Masakan adalah hasil dari hubungan antara pembuat bahan masakan, pemasak dan akhirnya bermuara pada si penyantap masakan. Masakan juga bisa menjadi bisa bahan interaksi antar penyantap. Hal-hal inilah yang membuat masakan menjadi lebih dari sekedar sebuah masakan. Hal-hal tersebut itulah yang dihidangkan sekaligus oleh Tabula Rasa.

No comments:

Post a Comment

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...