Sunday, December 23, 2012

[Review] Habibie & Ainun (2012) : A Good Movie that is Degraded by Bad Product Placement


Director : Faozan Rizal
Casts : Reza Rahadian, Bunga Citra Lestari

Film ini merupakan adaptasi dari autobiografi oleh mantan presiden, BJ Habibie yang berjudul sama. Film ini berhasil meraih predikat film Indonesia dengan layar terbanyak, yaitu dengan 241 layar bioskop. Film ini juga diputar di bioskop kelas atas dan bahkan di sebuah bioskop yang sebelumnya tidak pernah menayangkan film lokal sama sekali. Ayat-Ayat Cinta, The Raid dan bahkan 5 cm tidak berhasil menembus bioskop tersebut. Rasanya sangat menyenangkan melihat industri film tanah air mulai menunjukkan taringnya. Dua film penutup di tahun 2012 cukup fenomenal dan semoga perolehan jumlah penontonnya juga dapat sefenomenal jumlah layarnya. Film ini berhasil memperoleh 520,000 penonton hanya dalam 4 hari dan sepertinya kesuksesan film ini masih akan terus berlanjut hingga beberapa minggu ke depan.

Film ini bercerita tentang kisah cinta dari Habibie dan Ainun. Dari awal mula pertemuan mereka di SMA sebagai kedua siswa yang mengetahui mengapa langit berwarna biru. Dari awalnya Habibie yang mengejek Ainun hingga jatuh cinta kepadanya. Kisah suka dan duka mereka terrangkum dalam film yang berdurasi dua jam ini.



Disutradarai oleh Faozan Rizal yang mempunyai track record sebagai seorang sinematografer, tentunya menjamin visual dari film ini. Film ini berhasil menyuguhkan visual yang indah, tetapi ada beberapa bagian di mana kualitas gambar tersebut kurang konsisten. Terkadang terlihat agak sedikit pecah dengan bintik-bintik di sebuah adegan dengan pengambilan gambar dari sisi yang berbeda.

Akting Reza Rahadian di film ini sangat memukau. Dia berhasil membuat Habibie menjadi suatu karakter yang sangat menarik dengan logatnya yang Indonesia-Jerman itu. Akan tetapi, sayangnya di beberapa bagian, karakter tersebut terlampau lucu dan terasa seperti komedian

Jalan cerita film ini tidak membosankan karena jalan ceritanya tidak terlalu mulus tanpa hambatan dan juga tidak selalu ada masalah. Film ini berhasil menyajikan masalah dan bahagia secara bergantian dan diimbangi dengan humor yang memancing tawa penonton.

Sangat disayangkan bahwa tata rias film ini sangat tidak maksimal. Perubahan waktunya hanya dijelaskan melalui tulisan di layar. Bunga Citra Lestari sebagai Ainun tetap terlihat forever 30, tidak ada penuaan dari perubahan warna rambut atau kulit muka yang sudah tidak kencang lagi. Perubahan Ainun hanya terlihat dari badannya yang mulai melebar dan juga cara berpakaiannya yang mulai lebih elegan dan formal. Bunga juga terlihat kusam daripada terlihat eksotis dengan warna kulitnya yang menurut Habibie muda "gula jawa".

Habibie yang diperankan Reza terlihat penuaannya walau sedikit. Rambutnya mulai terlihat sedikit abu-abu di bagian depan dan samping, tetapi terkadang terlihat hitam kembali. Reza terlihat paling tua sekitar umur 40an dan tidak terlihat beda jauh umurnya dengan anak-anaknya ketika dewasa. Hal ini sangat disayangkan karena film ini juga disponsori oleh sebuah produk kosmetik. Namun, dari segi tempat, kostum, mobil dan perabotannya benar-benar terlihat seperti zaman dahulu.

Efek-efek di film ini masih terlihat seperti buatan komputer, terlebih lagi adegan musim dingin dengan salju-salju palsunya. Ya, mereka memang tidak mungkin untuk menghabiskan budget untuk kedua kalinya demi shooting sebuah adegan di musim dingin tersebut.


Secara keseluruhan, film ini menghibur dan menyentuh lewat adegan-adegan yang mengharukan. Film ini juga memperlihatkan sisi lain Habibie sebagai family man dan karirnya sebagai wakil rakyat. Namun, film ini harus memperhatikan lebih ke detil-detil, seperti potongan koran yang sudah belasan tahun tetapi masih terlihat seperti koran baru.

Hal terpenting yang harus diperhatikan adalah product placement para sponsor. Mereka harus memperhatikan lebih tentang periode waktu dengan produknya, apakah di zaman ini produk seperti itu sudah ada atau belum. Ada sekitar tiga produk yang agak kurang logis untuk tampil di zaman dahulu dan terkadang ditunjukkan terang-terangan. Ada juga dua buah produk yang muncul kembali beberapa tahun kemudian dengan kemasan yang sama. Film ini sudah menunjukkan beberapa iklan betulan sebelumnya filmnya sendiri tayang dan hal tersebut masih lebih masuk akal.

Saya merasa senang dua buah film Indonesia penutup tahun 2012 ini digarap dengan penuh niat. Film tersebut masing-masing pergi ke lokasi aslinya. Semoga film-film tanah air ke depannya jauh lebih baik dan semoga kedua film ini berhasil meraih jumlah penonton sesuai dengan yang layak mereka dapatkan :)

Overall : 6/10

No comments:

Post a Comment

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...