Thursday, January 10, 2013

[Review] Demi Ucok (2013) : Sammaria's Very Personal Movie


Director : Sammaria Simanjuntak
Casts : Geraldine Sianturi, Mak Gondut, Sunny Soon, Saira Jihan

Pernah dengar atau masih ingat dengan film berjudul cin(T)a ? Film cin(T)a merupakan film debut dari Sammaria Simanjuntak yang rilis secara terbatas, tetapi menjadi salah satu film tentang beda agama terbaik. Film tersebut memang low budget film. Namun, di film keduanya, Sammaria mencoba untuk membuat film dengan budget yang lebih besar. Film ini menggunakan sistem crowd funding yang tidak familiar di telinga masyarakat Indonesia. Film ini mencari 10,000 CoPro (Co-Producer) untuk menyumbang 100,000 rupiah yang nantinya akan digunakan untuk pembuatan master dan distribusi film tersebut. Sayangnya, film ini hanya meraih sekitar 25% dari yang mereka harapkan. Sebagai informasi tambahan, film ini didaftarkan ke FFI 2012 sebelum perilisannya. Alhasil, film ini meraih 8 nominasi dan 1 kemenangan untuk Mak Gondut sebagai pemeran pembantu wanita terbaik.

Film ini bercerita tentang Glo, seorang sutradara Batak yang sukses dengan debut film indienya. Namun, ia kesulitan untuk memrofesionalkan karyanya yang kedua karena keterbatasan dana. Ibunya terus mencoba menjodohkan Glo dengan seorang pria Batak agak ibunya sebelum meninggal. Namun Glo tidak ingin bernasib sama dengan ibunya yang setelah menikah memiliki kehidupan yang boringly ever after. Mereka berdua saling kerasa kepala dan terjadilah percekcokan lucu di antara mereka.




Film ini berhasil menjadi hiburan yang mengundang tawa para penonton dengan dialog-dialognya yang lucu dan natural. Film ini terasa sangat personal. Bisa kita lihat dari kesamaan sang sutradara dengan pemeran utama dari sisi etnis, kisah kesuksesan film debut mereka, hingga sosok ibu yang ternyata ibu dari Sammaria sendiri. Tak heran film ini dan karakter-karakternya terasa believable. Saya akan percaya jika film ini benar cerita hidup Sammaria sendiri. Sang ibu, Mak Gondut terasa seperti memerankan dirinya sendiri di kehidupan biasa. Budaya di film ini terasa cukup kuat sambil diselingi permasalahan-permasalahan masa kini melalui sindiran. Film ini juga didukung animasi yang menarik sebagai selingan di beberapa bagian.

Kekurangan-kekurangan teknis di film sebelumnya masih terulang di film ini, seperti kualitas gambar dan pengambilan gambar. Efeknya terkadang lebay dengan slow motion ataupun color grading. Film yang tergolong pendek untuk sebuah featured film (79 menit) masih menyisakan beberapa hal yang seharusnya dijelaskan lebih lanjut. Film ini terasa terlalu cepat dan melompat-lompat. Film ini terasa melebar-lebar karena membahas budaya batak, industri film di Indonesia hingga sistem crowd funding yang dilakukan film ini, sehingga agak membingungkan fokus film ini ke arah mana.


Secara keseluruhan, film ini menghibur dan lucu. Film ini memiliki hal yang ingin disampaikan dan terasa sangat jelas. Jika dibandingkan dengan karya Sammaria yang sebelumnya, film ini cukup jauh di bawah cin(T)a. Film ini cukup memuaskan dari segi humor, tetapi kurang kuat dari segi dramanya. Ya, film ini masih bisa menjadi hiburan. Untuk penggemar film cin(T)a, kalian bisa melihat kembali Cina dan Annisa di film ini ;)

Score : 6/10

No comments:

Post a Comment

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...