Thursday, January 24, 2013

[Review] Hansel & Gretel : Witch Hunters (2013) : Not Your Usual and Sweet Hansel & Gretel


Director : Tommy Wirkola
Casts : Jeremy Renner, Gemma Arterton, Famke Jenssen, Peter Stormare

Film adaptasi dari sebuah dongeng klasik tampaknya menjadi sebuah tren baru di Hollywood. Bahkan, sebuah cerita diadaptasi menjadi dua film yang berbeda, yaitu Snow White. Snow Whiter dibuat menjadi versi yang ceria dan berwarna (Mirror Mirror) dan versi yang lebih dark (Snow White and the Huntsman). Masih ada proyek ke depannya yang merupakan adaptasi dari dongeng, yaitu Maleficent yang dibintangi Angelina Jolie. Maleficent adalah penyihir jahat yang mengutuk Putri Aurora atau yang juga dikenal sebagai Sleeping Beauty.

Hansel dan Gretel ditinggalkan orang tua mereka di tengah hutan sendirian. Mereka pun tersesat dan melihat sebuah rumah yang terbuat dari permen yang ternyata ditinggali penyihir. Penyihir tersebut menangkap mereka dan menjadikan mereka budak. Hansel yang diberi makan permen setiap hari dan Gretel yang terus diperbudak akhirnya memberontak. Mereka berhasil mengalahkan penyihir dan membakarnya. Sejak itulah, mereka tidak pernah bertemu dengan orang tua mereka kembali dan memulai pekerjaan sebagai pemburu penyihir. Ketika mereka beranjak dewasa, Hansel dan Gretel menyelamatkan Mina yang tertuduh sebagai penyihir dan nyaris dibakar. Atas permintaan wali kota Augsburg, mereka mencoba menyelidiki dan menemukan kembali anak-anak di kota tersebut yang hilang dari rencana besar dan jahat para penyihir.


Ide cerita film sebenernya sangatlah menarik. Sebuah dongeng yang diolah menjadi sesuatu yang lebih dark. Perasaan dendam di masa lalu Hansel dan Gretel menjadi alasan yang kuat dan menarik. Untuk menjadikan film ini lebih gelap, film ini tidak ragu-ragu untuk mengeksploitasi kekerasan dan kesadisan di film ini. Film ini diberi label dewasa, sehingga bisa memaksimalkan hal tersebut. Famke Jenssen, yang sebelumnya dikenal bermain di seri X-Men dan Taken, cukup berhasil menjadi penjahat utama di film ini dengan cukup elegan. Jika dibandingkan dengan dua film Snow White, ia memang tidak sebaik Charlize Theron di Snow White and the Huntsman yang bermain total. Akan tetapi, ia jauh di atas Julia Roberts di Mirror Mirror yang cenderung membosankan. Saya menonton film ini versi 2D, tetapi film ini memberikan beberapa bagian yang akan terasa pop-out nya jika ditonton versi 3D.

Film-film seperti ini seharusnya didukung oleh efek yang sangat baik. Sayangnya, cukup banyak bagian di film ini yang terasa seperti buatan komputer. Hal tersebut paling terasa di adegan kejar-kejaran antara Hansel dan Gretel dengan penyihir. Setiap orang memiliki interpretasi masing-masing terhadap sosok penyihir. Penyihir-penyihir di film ini terlihat seperti monster, zombie atau sekumpulan orang yang sedang melakukan pesta Hallloween. Hal yang paling disayangkan adalah penyihir-penyihir ini sering sekali lebih menggunakan kekuatan fisik mereka dibanding sihir mereka yang beragam. Variasi jenis sihir yang mereka lakukan tidaklah banyak dan sepertinya masih bisa dihitung dengan jari. Selain alasan Hansel dan Gretel memburu para penyihir, hal-hal di film terasa tidak begitu kuat dan lebih terkesan terlalu kebetulan, terutama setting tempatnya.


Overall, film ini memiliki ide yang menarik, hanya sayangnya tidak berhasil dieksekusi dengan baik dan agak terasa berlebihan. Film ini tidak cocok untuk orang-orang yang tidak tahan dengan darah dan adegan kekerasan. Hal yang paling penting adalah film ini KHUSUS DEWASA. Oleh karena itu, harap para orang tua tidak membawa anak-anak mereka yang masih di bawah umur hanya karena judulnya adalah judul dongeng anak-anak.

P.S. : Hollywood, tolong buat film yang lebih orisinil, please ? Film ini juga bisa menjadi sebuah film orisinil tanpa embel-embel Hansel & Gretel.

Score : 4/10

No comments:

Post a Comment

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...